Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

JB Sumarlin, Menkeu Terbaik di Dunia Sebelum Sri Mulyani dan Mar'ie Muhammad

Yohana Artha Uly , Jurnalis-Kamis, 06 Februari 2020 |17:09 WIB
JB Sumarlin, Menkeu Terbaik di Dunia Sebelum Sri Mulyani dan Mar'ie Muhammad
JB Sumarlin (Kemenkeu)
A
A
A

JAKARTA - Prof Dr Johannes Baptista JB Sumarlin telah meninggal dunia. Selain tokoh perekonomian Indonesia, namanya pun harum di kancah internasional.

Gelar Menteri Keuangan Terbaik di dunia dari Indonesia ternyata tak hanya Sri Mulyani dan Marie Muhammad, tapi JB Sumarlin lah yang menjadi pelopor pertamanya.

 Baca juga:JB Sumarlin Wafat, Sempat Dijuluki Cabe Rawit oleh Presiden Soeharto

Seperti diketahui, Sri Mulyani yang disematkan gelar Finance Minister of the Year 2019 Global and Asia Pacific oleh majalah keuangan The Banker yang dimiliki oleh Financial Times (The Nikkei), berbasis di London.

Serta Mar’ie Muhammad yang menjadi suksesor Sumarlin juga tak kalah membanggakan. Dia menjabat Menkeu periode 1993-1998 dalam Kabinet Pembangunan VI. Menkeu berjuluk “Mr. Clean” itu diakui majalah Asiamoney sebagai Menkeu Terbaik pada Mei 1995.

 Baca juga: Mengenang JB Sumarlin Penggagas Gerakan Sumarlin

JB Sumarlin mendapatkan penghargaan dari internasional. Salah satunya Menteri Keuangan terbaik di dunia. Di mana, penghargaan yang diraih atas Pengabdiannya yaitu Menteri Keuangan terbaik tahun 1989 oleh Euromoney. Demikian seperti dikutip di Jakarta, Kamis (6/2/2020),

Ketika dihelat Annual Meetings of World Bank-IMF (Pertemuan Tahunan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional) di Washington DC, Amerika Serikat, 25 September 1989, Sumarlin menerima penghargaan Finance Minister of the Year dari majalah tersohor Euromoney.

 Baca juga: Profil JB Sumarlin, Menteri Keuangan ke-17 yang Wafat Hari Ini

Penghargaan yang diberikan di sela-sela pertemuan Bank Dunia-IMF itu, diserahkan langsung oleh pendiri Euromoney, Sir Patrick Sergeant. Sumarlin dianggap berperan besar meracik perombakan besar dalam perekonomian Indonesia yang sebelumnya sangat bergantung dari sektor minyak dan gas (migas) ke arah diversifikasi ekonomi non-migas, serta membalikkan orientasi substitusi impor ke orientasi ekspor.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement