JAKARTA - Pemindahan ibu kota negara dari DKI Jakarta menuju Kalimantan Timur (Kaltim) perlu kajian lebih mendalam lagi oleh pemerintah. Khususnya yang berkaitan dengan ketersediaan air bersih.
Baca Juga: Ada Isu Jakarta Jadi Ibu Kota Berakhir di 2020, Ini Kata Mendagri
Dosen Universitas Gadjah Mada Bagas Pujilaksono mengatakan, persoalan air menjadi catatan yang sangat penting dalam proses pemindahan ibu kota baru nanti. Mengingat air tanah yang ada disana sangat terbatas sekali.
"Airnya susah sekali mendapatkan air tanah dan air permukaan tidak banyak. Maka saran saya ke pemerintah perlu melakukan kajian yang lebih detil oleh lembaga internasional," ujarnya dalam sebuah diskusi di Kantor Bappenas, Selasa (11/2/2020).
Baca Juga: Badan Otoritas Ibu Kota Baru Segera Dibentuk, Siapa Pemimpinnya?
Menurut Bagas, salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan memanfaatkan air laut mengingat letaknya yang cukup berdekatan dengan ibu kota baru. Nantinya, air laut ini bisa dikelola dengan cara menghilangkan kadar garamnya agar menghasilkan air bersih yang layak digunakan.
"Pemerintah harus menyiapkan skenario paling ekstrem untuk persediaan air. Misalnya desalinasi air laut. Karena kan air tanahnya enggak banyak," jelasnya.