Di sisi lain, laju impor diperkirakan terkontraksi 5,1% mtm atau turun 8,2%yoy. Hal ini akibat dari adanya penurunan harga minyak sebesar 15,56% mtm, yang akan mendorong penurunan impor migas secara bulanan.
"Penurunan impor akan juga didorong oleh kontraksi impor non-migas akibat industri manufaktur Indonesia masih dalam kondisi terkontraksi," ucapnya.
Selain itu, masih rendahnya impor bahan baku dan barang modal juga dipengaruhi faktor siklus awal tahun di mana aktivitas pabrik atau industri dalam negeri belum maksimal. Selain faktor siklus tersebut, mempertimbangkan penyebaran virus corona yang bersamaan dengan perayaan Chinese New Year di Tiongkok diperkirakan akan mengurangi volume perdagangan.
(fbn)