Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Harga Minyak Mentah Bertahan Landai Meskipun Fed Rate Dipangkas

Hansel Jevera , Jurnalis-Rabu, 04 Maret 2020 |09:24 WIB
Harga Minyak Mentah Bertahan Landai Meskipun Fed Rate Dipangkas
Minyak Mentah (Reuters)
A
A
A

NEW YORK - Harga minyak dunia sedikit menurun para akhir perdagangan Selasa (3/3/2020) waktu setempat. Hal ini dikarenakan pengurangan produksi untuk menopang harga minyak serta pemangkasan suku bunga AS.

Harga minyak bergerak landai cenderung naik tipis. Hal ini dinilai baik karena pasar ekuitas anjlok lebih dari 3%.

 Baca juga: Harga Minyak Naik 4% di Tengah Harapan Pemotongan Produksi OPEC

Melansir reuters, Jakarta, Rabu (4/3/2020), minyak mentah AS naik 43 sen ke USD47,18 per barel. Sementara itu, minyak mentah Brent turun 4 sen ke USD51,86 per barel.

Harga sempat naik tajam setelah penurunan suku bunga Fed, dengan Brent mencapai sesi tertinggi USD53,90 per barel, dan minyak mentah AS menyentuh USD48,66 per barel. Tetapi harga mundur dan berbalik negatif karena investor khawatir tentang kehancuran permintaan global yang parah dari coronavirus.

 Baca juga: Jelang Rapat OPEC+, Rusia Beri Sinyal Batasi Pasokan

Minyak mentah telah jatuh sejauh ini tahun ini karena kekhawatiran bahwa coronavirus dapat mengecilkan permintaan global. Brent telah jatuh 21% dan minyak mentah AS telah jatuh hampir 23%.

Pemotongan suku bunga AS secara singkat mendukung harga minyak, tetapi tindakan Fed juga menyarankan bahwa situasinya lebih serius daripada yang dipikirkan banyak pedagang, kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York.

Harga minyak mentah terpukul ketika panel OPEC dan sekutunya, Komite Teknis Bersama (JTC), merekomendasikan untuk memperpanjang pemotongan yang ada hingga akhir tahun 2020 dan pemotongan lebih lanjut sebesar 600.000 barel per hari pada kuartal kedua, tingkat yang sama seperti yang direkomendasikan bulan lalu .

 Baca juga: Di Tengah Krisis, Lebanon Mulai Lakukan Pengeboran Minyak Lepas Pantai

"Anda membutuhkan setidaknya 1 juta barel dalam pengurangan produksi tambahan, dan intervensi bank sentral tambahan untuk mendukung ekonomi global," kata Yawger.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement