Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

'Terinfeksi' Virus Korona, China Alami Defisit Neraca Dagang hingga USD7,09 Miliar

Irene , Jurnalis-Sabtu, 07 Maret 2020 |15:52 WIB
'Terinfeksi' Virus Korona, China Alami Defisit Neraca Dagang hingga USD7,09 Miliar
China (Bloomberg)
A
A
A

JAKARTA - Ekspor China mengalami kontraksi tajam dalam dua bulan pertama di 2020. Hal ini dikarenakan ekonomi Negeri Tirai Bambu ini telah diluluhlantahkan oleh wabah virus Korona atau Covid-19.

Melansir CNBC, Sabtu (7/3/2020), pengiriman luar negeri di China turun sebesar 17,2% pada periode Januari-Febuari bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini menandakan penurunan paling tajamnya sejak Febuari 2019 lalu.

 Baca juga: Aktivitas Pabrik di China Anjlok Akibat Virus Korona, Ini Penjelasannya!

Penurunan ini sedikit di luar perkiraan penjajakan pendapat Reuters dari para analis. Para analis memperkirakan penurunan sebesar 14% dan kenaikan 7,9% pada bulan Desember.

Sementara itu, aktivitas impor China merosot 4% dari tahun sebelumnya, namun lebih baik dari ekspektasi pasar di mana turun sebesar 15%. Padahal angkanya sempat melonjak sebesar 16,5% Desember lalu setelah kesepakatan dagang yang terjalin antara AS-China.

 Baca juga: Virus Korona Bakal Berdampak Panjang bagi Ekonomi China

Alhasil, China pun mengalami defisit perdagangan sebesar USD7,09 miliar untuk periode tersebut. Hal ini membalikkan surplus yang diperkirakan sebesar USD24,6 miliar.

Aktivitas pabrik pun mengalami gangguan total pada bulan Februari, yang mana lebih buruk daripada yang terjadi selama krisis keuangan global. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan tajam dalam pesanan baru.

 Baca juga: Virus Korona Mereda, China Siapkan Stimulus untuk Bangkitkan Perekonomian

Meski jumlah kasus virus korona di China menurun, dan Pemerintah Daerah perlahan melonggarkan langkah darurat penanganan, analis memperkirakan butuh waktu yang lebih lama untuk bisnis dapat sembuh kembali. Kemungkinan aktivitas produksi tidak akan kembali normal hingga April mendatang.

Penundaan ini tentunya merupakan ancaman bagi mitra ekonomi dagang utama China yang sangat bergantung pada suku cadang dan komponen buatan negeri Tirai Bambu ini.

(Fakhri Rezy)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement