JAKARTA - Perusahaan diminta untuk melakukan kegiatan dari rumah. Hanya ada empat bidang yang dikecualikan yaitu kesehatan, energi, jasa keuangan, dan pangan.
Namun demikian, hingga kini masih banyak perusahaan yang mempekerjakan pegawainya di tengah wabah virus corona atau Covid-19. Padahal, pekerja seperti ini yang paling rentan untuk tertular virus corona.
Linda, buruh di salah satu pabrik garmen berorientasi ekspor di Kawasan Berikat Nusantara Cakung, menyebut perusahaannya tak mengambil kebijakan strategis untuk mengurangi risiko penularan virus corona.
Linda berkata, dia dan sekitar 900 buruh lain di pabriknya masih terus beraktivitas normal: memproduksi 60 potong pakaian per 30 menit selama delapan jam di ruang kerja yang padat.
"Kami tentu sangat khawatir dan ketakutan, apalagi kami kerja berdekatan, tidak ada jarak satu sama lain," kata Linda, dilansir dari BBC Indonesia, Rabu (25/3/2020).
Linda mengatakan, sudah dua hari ini ada pengecekan suhu tubuh setiap pagi. Pekerja diberi masker, tapi itu yang buat menggunakan bahan sisa pabrik. Itu tidak menghilangkan kecemasan.
"Kami wajib bekerja semua. Selagi belum meninggal, ya harus bekerja. Kalau tidak masuk, upah kami tidak dibayar, kecuali ada surat keterangan sakit dari dokter," ujar Linda.