JAKARTA - Pemerintah Malaysia memerintahkan kepada para majikan dan perusahaan untuk tidak memotong gaji atau bahkan tidak sampai menggaji pekerja yang terpaksa diliburkan imbas kebijakan lockdown karena virus corona.
Namun banyak majikan tidak menggaji karyawan karena usaha mereka juga tutup.
Dengan demikian, kata aktivis buruh migran, Abdul Rahman, pada umumnya hanya satu hal yang jadi prioritas bagi tenaga kerja asal Indonesia untuk saat ini.
Baca juga: Masih Ada Kantor yang Belum Work from Home, Ini Tindakan Pemerintah
"Sekarang standarnya teman-teman di Malaysia ini bukan lagi untuk mencari uang yang banyak ataupun untuk mencari penghasilan untuk dikirim ke Indonesia. Akan tetapi bagaimana dia bisa bertahan hidup di Malaysia ini dengan ada makan, minum yang berkecukupan," jelas Abul Rahman seperti dikutip BBC Indonesia, Jakarta, Minggu (29/3/2020).
Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Pusat Penyelesaian Permasalahan WNI (P3WNI) Malaysia, Dato' M Zainul Arifin, yang baru-baru ini menemui sejumlah pekerja bangunan di Perak.
"TKI di Malaysia tidak takut virus corona tetapi takut dengan ancaman virus kelaparan. Sebab kebijakan lockdown berdampak besar terhadap penghasilan TKI. Karena kita tahu tak semua TKI di Malaysia itu punya majikan dan resmi," ungkapnya.
Baca juga: Curhat Buruh Pabrik Garmen yang Masih Masuk Kerja di Tengah Wabah Covid-19
Oleh karenanya ia menyerukan kepada Presiden Joko Widodo dan Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) untuk memperhatikan mereka. "Jadi kita merayu kepada presiden dan perusahaan PJTKI untuk membantu meringankan beban TKI di Malaysia, paling tidak bisa bertahan hidup hingga kebijakan lockdown dicabut."
Pemerintah Indonesia sendiri juga tengah berusaha mengendalikan penyebaran virus corona, di tengah naiknya pengangguran secara tiba-tiba sebagaimana terjadi di negara-negara lain karena pandemi ini.
Data Kementerian Kesehatan Malaysia menyebutkan setidaknya 2.161 kasus positif Covid-19 dan 26 kematian di negara tersebut.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)