JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani dan menteri keuangan di berbagai negara kompak mengatasi dampak penyebaran virus corona atau coronavirus (Covid-19).
Sebab, pemerintah dari berbagai negara yang terdampak penyebaran virus corona mengeluarkan paket kebijakan yang luar biasa (extra ordinary) untuk mengatasi virus corona.
"Menkeu Australia, kita telepon-telepon menanyakan kabar masing-masing mereka meluncurkan paket stimulus sebesar 9,7% dari Growth Domestic Bruto (GDP)," kata Sri Mulyani dalam telekonferensi, Jakarta, Rabu (1/4/2020).
Sri Mulyani menjelaskan, paket stimulus yang disiapkan Australia sebesar AUD130 miliar (Rp1.300 triliun) atau setara 9,7% dari GDP. Anggaran sebanyak itu untuk memberikan jaminan income kepada seluruh warga Australia yaitu minimal per kepala mendapatkan USD1.500.
"Ini untuk warga Australia tenang terutama kelompok bekerja, di mana mereka tidak bekerja jadi mereka dia dirumah," kata Sri Mulyani.
Follow Berita Okezone di Google News
Indonesia juga mengeluarkan stimulus ekonomi untuk meredam covid-19. Dalam Perppu, Presiden Jokowi memutuskan total tambahan belanja dan pembiayaan APBN 2020 sebesar Rp405,1 triliun.
Di mana hal ini untuk penanganan Covid-19. Total anggaran tersebut Rp75 triliun untuk belanja bidang kesehatan, Rp110 triliun untuk perlindungan sosial, Rp70,1 triliun untuk insentif perpajakan dan stimulus kredit usaha rakyat.
"Ini menggambarkan bahwa seluruh dunia melakukan langkah-langkah extra ordinary tidak hanya dilakukan sisi fiskal ekspansi besar, tapi dari sisi moneter, bahkan bisa melakukan tindak nonkonvensional, termasuk mereka mendanai seperti di AS mengeluarkan corporat bond, bahkan sekarang The Fed melakukan swap line dan repo di seluruh bank dunia," ujarnya.
Menurut Sri Mulyani, hal ini menggambarkan krisis global yang menyebabkan negara emerging tak terpengaruh dari ekspor tapi capital outflow yang menyebabkan saham merosot.
"Selain itu currency guncangan depresiasi, dan surat utang mengalami yield peningkatan luar biasa karena mengalami cash flooding atau ketidakpercayaan kenaikan market," katanya.
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.