Share

Resesi Australia Berakhir, Ekonomi Kuartal III Tumbuh 3,3%

Fadel Prayoga, Okezone · Kamis 03 Desember 2020 09:18 WIB
https: img.okezone.com content 2020 12 03 320 2320690 resesi-australia-berakhir-ekonomi-kuartal-iii-tumbuh-3-3-fR6MEmveY8.jpg Resesi Ekonomi (Foto: Shutterstock)

JAKARTA - Ekonomi Australia tumbuh lagi setelah pandemi virus corona mendorongnya ke dalam resesi untuk yang pertama kalinya dalam tiga dekade. Perekonomian di negeri kanguru itu tumbuh 3,3% dalam tiga bulan yang berakhir September dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Pemulihan sebagian besar didorong oleh peningkatan pengeluaran rumah tangga, karena pembatasan sosial karena adanya Covid-19 terus dicabut di sebagian besar negara bagian. Namun, pembatasan masih diterapkan di Victoria karena terjadi kebangkitan kasus virus corona.

"Seperti yang dikatakan gubernur Reserve Bank. kami sekarang telah berbelok dan pemulihan sedang berlangsung," kata Bendahara Negara Josh Frydenberg seperti dilansir dari CNN Business, Kamis (3/12/2020).

Baca Juga: Australia Resesi, Ekonomi Minus 7% Terburuk dalam Hampir 30 Tahun 

Namun, kini Australia dalam menjaga kestabilan ekonominya mereka sedang berusaha memperbaiki kembali hubungan dagangnya dengan China. Sebab, bila tak diperbaiki perekonomian negara dari sisi ekspor dinilai akan terganggu.

"China adalah mitra dagang nomor satu kami. Banyak pekerjaan Australia bergantung pada perdagangan. Saya sangat optimis dengan peluang para eksportir kami di seluruh dunia," kata Frydenberg.

Hubungan kedua negara itu memburuk ketika Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyerukan penyelidikan internasional tentang asal-usul pandemi virus corona pada April lalu. Dia menyebut virus itu merupakan sebuah manipulasi politik yang dilakukan oleh Beijing.

Sejak saat itu, kedua belah pihak terjadi hubungan dagang yang memanas. Di mana China mengenakan tarif pembuat anggur Australia dengan harga yang tinggi, dan melarang atau mengenakan pajak ekspor produk lain, termasuk daging sapi dan jelai.

 

Follow Berita Okezone di Google News

Perang dagang habis-habisan dengan China akan menghancurkan Australia. Ekonomi terbesar kedua di dunia adalah mitra dagang terbesar Australia, dengan perdagangan antara keduanya senilai USD158 miliar. Jika hampir semua perdagangan antara keduanya ditutup, itu akan merugikan Australia sekitar 6% dari PDB.

"Setiap penurunan dalam hubungan perdagangan membingungkan," tulis ekonom di Oxford Economics dalam sebuah laporan bulan lalu. Ekspor barang dan jasa mencapai 22% dari PDB Australia pada 2019. Sekitar sepertiganya dari itu masuk ke China.

Sengketa perdagangan telah menjungkirbalikkan beberapa industri seperti pembuat anggur Australia mengecam tarif baru-baru ini sebagai sangat merusak dan mereka terpaksa mencari pembeli baru di Amerika dan Eropa.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini