Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Alasan BI Belum Wajibkan Eksportir Konversi Dolar AS ke Rupiah

Giri Hartomo , Jurnalis-Kamis, 02 April 2020 |13:29 WIB
Alasan BI Belum Wajibkan Eksportir Konversi Dolar AS ke Rupiah
Dolar (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) belum mewajibkan kepada para eksportir untuk mengkonversi dolar Amerika Serikat (AS) ke Rupiah. Mengingat nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS masih relatif stabil.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum ingin mengkontrol lalu lintas devisa terutama bagi investor asing. Termasuk di dalamnya mengatur eksportir untuk menukarkan dolarnya ke rupiah.

Pengelolaan ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020. Dalam hal ini, BI berwenang mengatur kewajiban penerimaan dan penggunaan devisa bagi penduduk termasuk mewajibkan konversi Devisa Hasil Ekspor (DHE) ke rupiah.

"BI belum ada rencana wajibkan eksportir konversi dolar ke Rupiah," kata Perry dalam telekonferensi, Kamis (2/4/2020).

Menurut Perry, langkah tersebut baru akan dilakukan ketika kondisi perekonomian semakin memburuk karena virus corona. Sebab, tak stabilnya perekonomian akan membuat pasar keuangan dan juga pasar saham pun anjlok.

"Kemarin dimasukkan di Perppu pengelolaan devisa bagi penduduk Indonesia, kalau diperlukan eksportir wajib konversi dolar ke rupiah, tapi itupun kalau diperlukan," jelas Perry.

Perry berharap segala skenario terburuk tersebut tidak akan terjadi dengan kebijakan pencegahan yang dilakukan pemerintah dan BI serta OJK saat ini. Sehingga apa yang diatur dalam Perppu tidak perlu digunakan.

"Misalnya sebelum hujan lebat tentu kita sedia payung, tapi belum tentu payung itu akan kita pakai. Karena enggak mungkin hujan lebat dulu baru kita cari payung. Jadi semoga ini enggak perlu kita lakukan dengan langkah pencegahan dengan stimulus fiskal yang dilakukan pemerintah," katanya.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement