Perry menjelaskan, dampak penanganan Covid-19 mulai memengaruhi berbagai kegiatan ekonomi, baik konsumsi rumah tangga maupun investasi.
"Ini yang membedakan. Semula kami perkirakan pengaruhnya April, Mei dan setengah Juni. Setengah juni berkurang Agustus selesai. Makanya 4,04% itu Maret belum kena gitu. Ternyata ini kelihatan kalau dibandingkan perkiraan kami semula konsumsi masyarakat masih tumbuh 4,04% biasanya di atas 5%. Ternyata dari catatan BPS konsumsi masyarakat tidak setinggi itu, hanya 2,8%. Demikian juga investasi, total perkiraan 2,4% jadi 1,7%," ujarnya.
Baca Juga: Ekonomi RI Hanya Tumbuh 2,97%, BI: Salah Satu yang Tertinggi
Dengan keadaan tersebut, penanganan Covid-19 seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memang telah berpengaruh terhadap pendapatan dan berpengaruh produksi dan investasi dunia usaha dan juga menurun ekspor dan impor.
"Sebetulnya ekspor lebih tinggi dari perkiraan kami 0,24% ekspor. Semula 1,6%. Ternyata bisa tumbuh di luar dugaan," katanya.
(Dani Jumadil Akhir)