Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

PKL Tanah Abang Nekat Buka Lapak, Ekonom: Bansos Tak Merata

Wilda Fajriah , Jurnalis-Selasa, 19 Mei 2020 |12:01 WIB
PKL Tanah Abang Nekat Buka Lapak, Ekonom: Bansos Tak Merata
Pedagang di Tanah Abang Masih Berjualan di Tengah PSBB. (Foto: Okezone.com)
A
A
A

JAKARTA - Meski pasar Tanah Abang telah ditutup sejak 2 bulan lalu, hingga kini masih terlihat aktivitas para pedagang yang nekat berjualan di sekitaran gedung Blok G Tanah Abang maupun di kawasan Jati Baru. Meski sudah beberapa kali ditertibkan Satpol PP, para pedagang juga masih nekat melakukan kucing-kucingan.

Apakah yang dilakukan pedagang sebagai insting dagang atau sebuah sikap yang melanggar aturan PSBB, karena memang pembelinya ada?

Baca Juga: Pasar Tanah Abang Ditutup, Pedagang Macet Bayar Anggota Koperasi

Menurut Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudistira, hal tersebut terjadi karena kompensasi yang diberikan pemerintah tidak merata.

Penurunan Omzet Penjualan Buah Kurma di Kawasan Pasar Tanah Abang

"Awal mula adalah karena pemerintah menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan menutup Pasar Tanah Abang, tetapi kompensasi yang diberikan tidak merata," ujar Bhima saat dihubungi Okezone pada Selasa (19/5/2020).

Baca Juga: Pasar Tanah Abang Tutup, Pedagang Boleh Ambil Dagangan Mereka

Sehingga yang terjadi mereka terpaksa harus berjualan untuk menyambung hidup. Terlebih, bertepatan dengan lebaran, mereka pun tak mau melewatkan kesempatan ini.

"Ini kan jelang lebaran, dan mereka tahu bahwa para pekerja sudah mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR), jadi mereka berusaha untuk tetap menjajakan dagangannya alih-alih masih ada pembeli yang ingin membeli baju," papar Bhima.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement