JAKARTA - Pemerintah memutuskan membatalkan pemberangkatan haji tahun ini. Kabar tersebut pun berdampak kurang baik pada maskapai penerbangan, Garuda Indonesia.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, batalnya pemberangkatan haji membuat perseroan kehilangan potensi pendapatan. Adapun penerbangan haji berkontribusi sekitar 10% terhadap pendapatan secara keseluruhan setiap tahunnya.
Baca Juga: Pelaksanaan Haji Batal, Garuda Perlu Formulasi Penyelamatan Pendapatan
"Haji itu berkontribusi dari tahun ke tahun sekitar 10% kurang lebih. Jadi kalau haji dibatalkan buat Garuda tentu kehilangan pendapatan cuku signfikan," ujarnya dalam telekonferensi, Jumat (5/6/2020).
Menurut Irfan, hal ini menjadi pukulan besar bagi keuangan perusahaan. Apalagi, maskapai milik negara ini sudah berdarah-darah untuk survive di tengah pandemi virus corona.
Baca Juga: Bos Garuda Akui Biaya Penerbangan Lebih Mahal karena PCR Test
Jika ada pemberangkatan haji, seharusnya bisa memperpanjang nafas maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Sebab, setiap tahunnya selalu ada lonjakan pendapatan ketika musim haji datang.
"Ini pukulan cukup besar buat Garuda karena dari tahun ke tahun kami ini selalu menikmati masa-masa seperti akhir tahun, lebaran, dan haji. Ini masa di mana Garuda biasannya sibuk sekali dan Garuda Indonesia biasannya ada pelonjakan pendapatan yang cukup besar di masa-masa tersebut," jelasnya.