Ditambah lagi, kapasitas pengunjung juga dibatasi untuk menghindari penularan virus. Semula bisa menampung 100% kini kapasitas toko Hana diperbolehkan 30-50% saja
"Itulah yang termasuk persiapan tadi ditanya, salah satunya sekarang bukanya ganjil genap. Tokonya sendiri boleh 50% bahkan ada yang cuma boleh 30% atau kursi atau orang di dalam. Sehingga enggak jalan juga. Hal ini juga harus dibicarakan juga dengan pemerintah untuk pajak reklame pajak bumi bangunan kan kalau enggak boleh segitu tapi pajaknya juga harus dikurangi dong," jelasnya.
Sebenarnya Budihardjo mengaku bingung dengan kebijakan pembukaan toko menyesuaikan dengan nomor toko dan tanggal. Sebab beberapa toko atau restoran sering kali tak memiliki nomor
"Cuma saya kadang kadang bingung saja kalau di pinggir jalan nomor berapa itu enggak tahu. Karena sudah enggak ingat nomornya," ucapnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)