JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memprediksi ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun ini minus 3,8%. Rendahnya ekonomi tersebut imbas pandemi virus corona yang masuk Indonesia di pertengahan Maret 2020.
Melihat pola pertumbuhan ekonomi, kuartal II menjadi yang paling dalam turunnya. Namun pada kuartal III-IV, ekonomi mulai kembali pulih.
Okezone pun merangkum fakta-fakta menarik soal ekonomi Indonesia, apakah akan sampai resesi, Minggu (21/8/2020):
1. Minus 3,8%
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2020 menjadi minus 3,8%. Semula Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi 3,1%.
Menurut Sri Mulyani, di kuartal II-2020 Indonesia pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami tekanan yang sangat tinggi. Mengingat sejumlah daerah yang selama ini menjadi penopang pertumbuhan ekonomi menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah virus corona.
2. Kuartal II Jadi Kunci Ekonomi RI Tahun Ini
Sri Mulyani menambahkan, proyeksi pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun dan 2020 juga akan tergantung pada semester kedua ini. Artinya, pemulihan ekonomi di kuartal III dan IV akan menentukan perekonomian di tahun mendatang.
“Jadi kondisi apakah semester dua atau kuartal III dan kuartal IV, apakah kita sudah bisa pulih, sudah tertuang dalam postur APBN yang baru,” jelasnya.
3. Kuartal II Jadi Pertumbuhan Ekonomi Paling Parah
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, polanya memang pada kuartal I pertumbuhan ekonomi tumbuh 2,97%, kemudian menurun di kuartal II dan kembali bangkit pada kuartal III dan IV. Seiring dengan pemberlakuan kebijakan pemerintah untuk masyarakat produktif dan aman dari Covid-19.
"Polanya memang kuartal II itu pertumbuhan ekonomi kecendrungan paling rendah sebelum secara perlahan meningkat di triwulan III dan IV," tuturnya.
4. Penyebab Anjloknya Ekonomi
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pertumbuhan ekonomi nasional diprakirakan menurun pada triwulan II 2020, meskipun perkembangan terkini menunjukkan tekanan mulai berkurang. Melihat polanya, ekonomi RI pada kuartal II-2020 turun paling dalam.
"Ekspor menurun sejalan dengan kontraksi perekonomian global, sementara konsumsi rumah tangga dan investasi menurun sejalan dampak kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengurangi akitivitas ekonomi," tuturnya.