JAKARTA - Selain melanjutkan pembangunan infrastruktur, pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang unggul merupakan visi Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Ma’ruf Amin untuk 5 tahun ke depan.
Baca Juga: Kementerian PUPR Tawarkan 6 Proyek dengan Skema KPBU
Dalam rangka meningkatkan kualitas SDM konstruksi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membuat 11 Program Studi Master Super Spesialis Bidang PUPR.
“Program Master Super Spesialis ini untuk menjawab tantangan pembangunan infrastruktur serta kebutuhan Kementerian PUPR akan keahlian teknis spesifik terkait infrastruktur ke-PU-an dan mampu mengatasi permasalahan lapangan. Sekarang kita punya 240-an bendungan dan sedang dibangun 50-an bendungan. Saya ingin memiliki reservoir operation experts, sehingga pola operasi bendungan dapat dilakukan berdasarkan prinsip keilmuan,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Minggu (28/6/2020).
Baca Juga: Empat PTN Buka 11 Program Studi Super Spesialis Bidang PUPR
Program Super Spesialis Bidang PUPR terdiri dari 11 program studi (prodi) yang dilaksanakan bersama empat perguruan tinggi negeri yakni Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Diponegoro (Undip). Kesebelas prodi tersebut yakni, Teknik Mitigasi Bencana Alam Likuifaksi, Teknik Pengelolaan dan Mitigasi Bencana Rawa, Geologi Struktur Bawah Tanah (Terowongan) dan Rekayasa Eksplorasi dan Eksploitasi Air Tanah Dalam di UGM.
Selanjutnya Prodi Rekayasa Jembatan Khusus (Struktur Bangunan Atas dan Bangunan Bawah), Rekayasa dan Pengendalian Morfologi Sungai dan Hidrologi dan Drainase pada Sistem Transportasi Jalan di ITB. Operasi dan Instrumentasi Hidrometeorologi Bendungan dan Retrofitting dan Instrumentasi Keamanan Bendungan di Undip. Preservasi Jalan Pada Kondisi Geoteknik Tanah Sulit dan Rekayasa Pengelolaan dan Pengendalian Kehilangan Air Minum di ITS.
“Program S2 Super Spesialis ini akan dilaksanakan selama 18 bulan di mana 6 bulan di kelas dan 12 bulan di lapangan bersama mentor. Program ini sudah disetujui oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,” ujar Basuki.