JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat sudah terjadi geliat industri manufaktur pada Juni 2020. Terlihat dari Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh IHS Markit.
PMI manufaktur Indonesia menempati level 39,1 atau mengalami kenaikan hingga 10 poin dibanding bulan Mei yang berada di angka 28,6.
Menurut laporan IHS Markit, kelonggaran tindakan pencegahan Covid-19 di Indonesia cukup membantu memulihkan sektor manufaktur. Tetapi tidak cukup untuk membendung penurunan lebih lanjut dalam produksi.
Baca Juga: Industri Manufaktur Sumbang Rp700 Triliun dan Pekerjakan 18,5 Juta Orang
“Dengan ekspektasi kelonggaran PSBB lebih lanjut dan kembali ke normal, sentimen bisnis naik tajam ke level tertinggi sejak bulan Januari sebelum pandemi meningkat, karena perusahaan umumnya mengharapkan output naik pada tahun mendatang,” ungkap Kepala Ekonom IHS Markit, Bernard Aw, dalam keterangan Kemenperin, Kamis (2/7/2020).
Namun demikian Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, mengaku optimistis kinerja industri manufaktur nasional bisa bangkit kembali ketika nanti sudah beroperasi secara normal, sehingga juga dapat memulihkan lebih cepat pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Industri Manufaktur Sumbang Rp700 Triliun dan Pekerjakan 18,5 Juta Orang
Menurutnya, bergairahnya sektor industri karena adanya kebijakan pemerintah yang probisnis seperti pemberian insentif fiskal. Selain itu, didukung dengan aturan new normal yang ikut mendorong konsumsi domestik.
“Di era new normal, mengubah perilaku belanja masyarakat yang juga berdampak pada percepatan transformasi digital bisnis, termasuk pada sektor industri kecil menengah (IKM),” ujarnya.