Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

5 Fakta Biaya Rapid Test Mahal dan Butuh Subsidi dari Sri Mulyani

Taufik Fajar , Jurnalis-Senin, 06 Juli 2020 |08:12 WIB
5 Fakta Biaya Rapid Test Mahal dan Butuh Subsidi dari Sri Mulyani
Biaya Rapid Test Jadi Beban Baru Masyarakat. (Foto: Okezone.com)
A
A
A

JAKARTA - Rapid test menjadi salah satu syarat bagi masyarakat yang ingin berpergian ke luar kota bahkan ke luar negeri, menggunakan angkutan udara, laut dan kereta api. Hanya saja, biaya rapid test justru menjadi beban karena mahal, bahkan lebih tinggi dari harga tiket transportasi itu sendiri.

Untuk itu, Menteri Perhubungan Budi Karya pun sudah melakukan koordinasi pada Kementerian Keuangan untuk menyelesaikan beban baru masyarakat ini. Menhub pun meminta diberikan subsidi pada rapid test tersebut.

Okezone merangkum fakta-fakta terkait biaya rapid test yang mahal, Senin (6/7/2020):

1. Kata Budi Karya soal Mahalnya Biaya Rapid Test

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi merespons keluhan masyarakat soal rapid test. Di mana hal ini menjadi salah satu syarat bagi yang mau berpergian ke luar kota menggunakan pesawat, kapal hingga kereta api.

Budi Karya mengakui bahwa rapid test menjadi suatu permasalahan. Namun demikian, ini menjadi kewenangan Gugus Tugas Penanganan Covid-19, dalam mengedepankan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran virus corona pada sektor transportasi.

2. Budi Karya Minta Operator Transportasi Melakukan Kerjasama

Budi pun sudah mengirimkan surat kepada semua operator agar bisa menetapkan partner yang melakukan tes virus corona. Sebab, biaya rapid test berbeda-beda harganya.

"Dari kunjungan saya ke Solo dan Jogja, rapid test itu Rp300.000. Sedangkan ada pihak yang bisa menyediakan dengan Rp100.000. Kami kirim surat supaya operator bisa menetapkan sendiri partner untuk membuat rapid test," tuturnya.

3. Menhub Minta Rapid Test Dapat Subsidi

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta Kementerian Keuangan untuk memberikan subsidi rapid test. Pasalnya, tes virus corona ini dikelukan masyarakat karena biayanya mahal.

"Kami sedang minta Kementerian Keuangan agar rapid test ini diberikan subsidi, pada mereka-mereka yang akan melakukan perjalanan ," tutur Budi/

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement