Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Efek Corona, 400 Karyawan Garuda Indonesia Ambil Tawaran Pensiun Dini

Suparjo Ramalan , Jurnalis-Selasa, 14 Juli 2020 |17:18 WIB
   Efek Corona, 400 Karyawan Garuda Indonesia Ambil Tawaran Pensiun Dini
Garuda (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Industri penerbangan terpukul akibat pandemi virus corona. Maskapai gagal terbang dan berguguran. Dampaknya maskapai melakukan efisiensi dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan. Hal ini yang dialami PT PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA).

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, ada sejumlah kebijakan yang terpaksa. Garuda menawarkan pensiun dini terhadap karyawannya. Menurut Irfan saat ini sudah ada 400 karyawan yang menerima tawaran tersebut.

"Di dalam aturan diperbolehkan pegawai melakukan pensiun dini, untuk mereka yang berusia di atas 45 tahun. Sampai saat ini hampir 400 orang yang bersedia," katanya di Komisi VI DPR secara Virtual, Selasa (14/7/2020).

Baca Juga: Garuda Indonesia PHK Pilot, Ini Penjelasan Kementerian BUMN 

Irfan menyebut, pihaknya juga menawarkan unpaid leave alias cuti dengan di luar tanggungan kepada 800 karyawan PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu).

Dengan begitu artinya karyawan tersebut tidak mendapat upah ataupun tunjangan selama melakukan cuti.

"800 pegawai PKWT kita tawarkan dan mereka terima dalam status unpaid leave, karena kebutulan 800 pegawai PKWT ini punya asosiasi langsung dengan jumlah produksi kita yang menurun," ujarnya.

Baca Juga: Garuda Bakal Dapat Dana Talangan Rp8,5 Triliun, untuk Apa? 

Selanjutnya dia menuturkan, bahwa pihaknya melakukan percepatan kontrak terhadap penerbang atau pilot yang diistilahkan oleh perseroan dengan PKWT.

"Kita selesaikan lebih dini, kita bayarkan hak-haknya sekitar 135 orang," tuturnya.

Tak hanya itu, manajemen juga melakukan pemotongan gaji sebesar 50% - 10% terhadap karyawannya. Kata Irfan, besaran potongan akan disesuaikan dengan jabatan masing-masing, semakin tinggi posisi orang tersebut maka semakin tinggi juga pemotongan gaji tersebut.

Perlu diketahui, Irfan menyebut terjadi penurunan pendapatan hingga 90% akibat COVID-19 ini. Hal ini disebabkan merosotnya jumlah penumpang dan pelayanan kargo.

"Setelah covid (datang), kita melihat penurunan signifikan dari jumlah penumpang di bulan Mei, begitu juga dengan kargo yang turun di Mei, tapi dengan adjustment bisa kembali dinaikkan," ujarnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement