"Kalau saran saya maksimal 30% dulu ya itu saja untuk modal usahanya karena 70% prioritasnya untuk kebutuhan sehari hari. Dari 30% dulu diputerin dulu," ujarnya saat dihubungi Okezone, Senin (20/7/2020).
Menurut Andi, jika nantinya bisnis menghasilkan, ada baiknya tetap mengalokasikan anggarannya sebesar 30%. Hal tersebut untuk menghindari kerugian yang besar jika suatu saat bisnis tidak lagi berjalan mulus.
Baca juga; Keuntungan Lembur saat Weekend, dari Ketenangan hingga Hemat
"Kalaupun menghasilkan tetap 30%. Karena risikonya terlalu besar. Misalnya 30% mutar-mutar. Kadang kan kita jadi nafsu. Kalau modalnya lebih gede lagi tambah inject modal lagi hasilnya bisa lebih gede lagi. Kadang kita nafsu di situ," jelasnya.
Menurut Andi, selama yang bersangkutan belum mendapatkan penghasilan atau pekerjaan lain, maka alokasi modal usaha jangan terlalu besar. Sehingga ketika situasi dan bisnis sudah stabil dan sudah memiliki pekerjaan baru barulah bisa berpikir untuk memperluas bisnis.
"Saran saya sih selama masih kondisinya apalagi kalau kita masih menganggapnya usaha sampingan gitu kan sambil cari kerja. Mending tetap stay di angka 30% tadi. Dan selebihnya baru digunakan untuk kebutuhan sehari-hari," kata Andi.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)