JAKARTA - Kinerja PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) babak belur akibat adanya pandemi Covid-19. Bahkan, pendapatan Garuda Indonesia turun hingga 90% karena minimnya penumpang.
Direktur Utama Garuda Irfan Setiaputra mengatakan, saat ini Garuda Indonesia melakukan strategi efisiensi dengan fokus pada bisnis kargo selain tetap memaksimalkan upaya untuk meningkatkan penumpang di masa normal baru (new normal) hingga kondisi benar-benar pulih.
Baca Juga:Â Utang Rp32 Triliun hingga Rugi Bikin Garuda Hanya Bertahan 4 Tahun? Ini FaktanyaÂ
Namun begitu, dia tidak ingin menyebut bahwa kargo akan menjadi bisnis modern dari Garuda Indonesia itu sendiri. Tetapi hanya menambah jumlah dan kapasitas baik karyawan dan tempat agar bisnis angkutan barang itu berjalan baik.
"Itu bukan perubahan bisnis modern, tapi lebih fokus ke kargo karena selama ini kita sangat ahli di penumpang. 95% orang Garuda ngurusin penumpang sisanya ngurusin kargo, jadi kita coba fokus juga ke kargo," ujar Irfan dalam Webinar, Jumat, (24/7/2020).
Baca Juga:Â Dikasih Dana Talangan Rp8,5 Triliun, Bos Garuda: Belum CukupÂ
Dia mengklaim kondisi maskapai penerbangan pelat merah mulai membaik karena bisnis kargo. Sebelum pandemi industri penerbangan hanya berkonsentrasi pada penumpang, maka di masa pandemi ini manajemen Garuda Indonesia mengambil langkah efisiensi dengan memperkuat kargo.