JAKARTA - Pekan ini menjadi libur yang panjang karena ada Hari Raya Idul Adha. Meski sudah berencana liburan, jangan lupa mengatur keuangan supaya dompet tidak jebol nantinya.
Libur yang panjang biasanya sulit mengerem pengeluaran. Bahkan tak jarang tabungan yang sudah terkumpul mendadak habis untuk banyak hal selama liburan.
Perencana Keuangan Andi Nugroho menegaskan, Lebaran jangan menjadi alasan untuk menghambur-hamburkan uang apapun dalihnya. Karena jika diatur dengan baik, Lebaran tidak akan sampai menguras tabungan.
Baca Juga: Kenapa Ada Generasi Sandwich? Berikut 5 Penyebabnya
Menurut Andi, menyiasati kebutuhan saat Lebaran bisa dengan membuat estimasi pengeluaran. Hendaknya pengeluaran ini yang dikhususkan untuk kebutuhan saja dan bukan keinginan.
"Jadi di awal kita alokasikan kita bikin estimasinya pengeluaran kita berapa sih. Sebenarnya Lebaran momen-momen yang berulang tiap tahun itu enaknya sudah bisa kita prediksi pengeluaran kita berapa," ujarnya saat dihubungi Okezone, Jumat (31/7/2020).
Baca Juga: Mau Liburan Murah Meriah? Begini Caranya
Sebagai contohnya, harus memberikan angpau biasanya sudah ada estimasi biaya yang dikeluarkan. Karena hal ini merupakan kebiasaan rutin yang sudah bisa ditebak.
"Contohnya misalnya kebiasaan kasih angpau kan kita sudah bisa hitung kan. Oh yang akan saya kasih angpau berapa banyak sih? 10 orang 20 orang misalnya satu orang saya kasih Rp10.000 misalnya ada 20 orang saya mesti siapin Rp20.000 misalnya," kata Andi
Atau menurut Andi, jika ingin berkunjung ke rumah keluarga juga biasanya sudah bisa diestimasi biaya perjalanannya. Meskipun ada tambahan atau perbedaan biasanya hanya selisih Rp100.000 hingga Rp300.000 saja.
"Yaudah dari awal misalnya nih kita punya penghasilan oke nanti dari penghasilan itu nanti kita alokasikan sekian banyak nanti untuk kita berlebaran idul kurban beli kambingnya berapa untuk jalan jalanya berapa sebenarnya kita sudah estimasi di awal," kata Andi
"Kalau dilebihin, lebihin Rp200.000-Rp300.000. Yaudah kita ingat-ingat aja sebenarnya yang harus kita keluarin berapa banyak sih itu patokannya situ aja. Kalaupun kemudian kitanya lalai kelewat ternyata jajan ini jajan itu mesti menyadarkan diri dan segera dikurangin," imbuhnya.
(Rani Hardjanti)