JAKARTA - Orang yang seringkali memilih berutang cenderung memiliki kontrol keuangan yang lebih lemah. Namun, tidak semua utang adalah utang yang jahat, dalam artian hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumtif.
Utang dikategorikan dua bentuk, utang yang bersifat produktif dalam sisi baik dan ada pula yang bersifat konsumtif dalam sisi jahat. Utang produktif merupakan utang yang sehat, dibuat dengan tujuan menambah manfaat dan dapat menambah aset investasi maupun aset konsumsi.
Baca juga: Kaum Milenial Harus Bisa Investasi hingga Siapkan Dana Pensiun, Begini Pertimbangannya!
Jadi utang yang baik adalah utang produktif yang memiliki manfaat lebih panjang daripada masa pembayaran utangnya. Seperti melansir dari laman pribadi Prita Ghozie, Jakarta, Minggu (2/8/2020), Berikut penjelasan utang produktif:
1. Utang yang Diperuntukkan untuk Menambah Aset
Dengan tingginya harga tempat tinggal, maka apabila menunggu sampai uang tercukupi tentunya mustahil. Apalagi asset property biasanya memiliki penambahan nilai antar 10% – 20% setiap tahunnya, tergantung pada lokasi di mana membeli propeti. Karena terjadi penambahan asset, maka utang seperti ini adalah utang yang sehat dan diperbolehkan.
Baca juga: Ini 4 Tempat untuk Simpan Dana Darurat
2. Utang yang Diperuntukkan untuk Menambah Modal Usaha
Dengan tambahan modal, maka harapannya penghasilan di masa depan akan lebih besar. Oleh sebab itu utang yang dibuat untuk penambahan modal, masih termasuk ke dalam kategori utang yang sehat. Namun tetap harus berhati-hati dalam memperhitungkan, karena diupayakan adanya penambahan modal ini juga berpengaruh pada penambahan pendapatan, sehingga mungkin malah cicilan pinjaman yang terjadi selain bisa ditutup dari penambahan pendapatan.