Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

6 Fakta Pertumbuhan Ekonomi RI Minus 5,32%, Terburuk Sejak 1999

Fakhri Rezy , Jurnalis-Sabtu, 08 Agustus 2020 |07:16 WIB
6 Fakta Pertumbuhan Ekonomi RI Minus 5,32%, Terburuk Sejak 1999
Grafik ekonomi (Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Virus Corona atau Covid-19 membuat pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 terkontraksi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi hingga 5,32% dibanding kuartal yang sama di 2019.

Hanya saja penurunan ekonomi ini sudah diprediksi, sehingga pengaruhnya terhadap pasar saham dan nilai tukar Rupiah tidak terlalu terdampak. Klimak ekonomi Indonesia tentu bukan di kuartal II, melainkan pada kuartal berikutnya yang dinilai menjadi penentu apakah ekonomi Indonesia akan masuk resesi atau tidak.

Oleh sebab itu, Jakarta, Sabtu (8/8/2020), okezone merangkum fakta-fakta menarik terkait minusnya ekonomi Indonesia. Berikut faktanya:

 Baca juga: Erick Thohir: Kalau Lockdown Betapa Hancur Ekonomi Kita

1. Ekonomi di Kuartal II-2020 Terkontraksi

Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan II-2020 mencapai Rp3.687,7 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.589,6 triliun.

Ekonomi Indonesia triwulan II-2020 terhadap triwulan II-2019 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 5,32 persen (y-on-y). Sedangkan Ekonomi Indonesia triwulan II-2020 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 4,19 persen (q-to-q).

 Baca juga: Erick Thohir: Kalau Lockdown Betapa Hancur Ekonomi Kita

2. Ekonomi Terburuk sejak 1999

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan kontraksi yang lebih dalam ini terendah sejak tahun 1999 yang mana ekonomi minus 6,13% pada triwulan I.

"Kalau kita melacak kembali kontraksi 5,35% ini terendah sejak triwulan satu tahun 1999 ini mengalami kontraksi minus -6,13%," kata Suhariyanto.

 Baca juga: Selamat dari Resesi, Indonesia Bisa Contek China dan Vietnam

3. Konsumsi Rumah Tangga Anjlok

Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan penyebab pertumbuhan ekonomi yang mengalami kontraksi cukup dalam. Dalam catatannya, ada 17 sektor yang melambat sedangkan 7 sektor yang tumbuh. Adapun konsumsi rumah tangga penyumbang sumber yang tinggi membuat ekonomi negatif.

"Ini konsumsi rumah tangga adalah sumber kontraksi tertinggi yakni sebesar 2,96% karena daya beli rendah," katanya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement