Sementara itu dalam pertemuannya dengan Gubernur Jawa Barat Ridwal Kamil pada Minggu (9/8/2020), Wimboh menyampaikan berbagai insentif pemerintah untuk menggerakkan sektor manufaktur di tengah pandemi. Salah satunya, jaminan tambahan modal kerja untuk kredit korporasi.
"Kita sekarang sedang menggarap bagaimana meningkatkan sektor korporasi yaitu manufaktur. Pemerintah sudah memberikan berbagai insentif di antaranya penjaminan tambahan modal kerja untuk kredit korporasi. Kalau yang padat karya sharing dari pemerintah sebesar 60 persen dijamin, kalau nonpadat karya 50 persen," ucap Wimboh.
Wimboh berharap Jabar menjadi motor penggerak pemulihan ekonomi nasional. Apalagi, Jabar memiliki skala ekonomi yang besar.
"Kami sangat berharap Jabar menjadi motor penggerak recovery atau pemulihan ekonomi karena Jabar ini skala ekonominya besar, dari angka-angka yang ada pertumbuhan kreditnya pun di atas 5% dari rata-rata nasional. Bahkan sampai akhir tahun ini bisa meningkat lagi. Sumber pertumbuhan ekonominya banyak sekali, terutama sektor UMKM atau konsumsi," ucapnya.
Dalam pertemuan itu, Ridwan Kamil berharap pemerintah pusat melalui OJK memberikan masukan agar industri manufaktur Jabar dapat pulih dan menggerakkan ekonomi nasional.
"Kami mohon OJK memberikan input bagaimana mendorong industri manufaktur yang sedang mogok ini naik seperti mesin kecil yang sudah bagus. Semoga dalam seminggu ada rekomendasi atau kebijakan dari OJK," kata Emil.
Menurut Emil, dalam pertemuan dengan OJK, muncul sebuah gagasan bahwa untuk memulihkan sektor manufaktur. Pemerintah akan berupaya membeli komoditas industri manufaktur. Sebab, di tengah pandemi Covid-19, ekspor terhambat. (adv)
(Rani Hardjanti)