JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat banyak negara tujuan ekspor Indonesia yang telah memasuki masa resesi ekonomi. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Negara tujuan ekspor tersebut di antaranya Jepang, Singapura, Filipina, Hongkong, Jerman, Italia, Spanyol, Arab Saudi, Inggris, Belgia, dan Prancis.
Baca Juga:Â 7 Komoditas Potensi Ekspor, dari Lada hingga Vanili
Meski demikian, ekspor nonmigas Indonesia pada Januari-Juli 2020 masih mencatatkan peningkatan ke beberapa pasar utama seperti China naik 11,8%, Australia 9,8%, Pakistan 5,9%, dan Amerika Serikat 1,5%.
Produk ekspor yang meningkat secara signifikan ke China adalah paduan ferro nikel, besi tahan karat, dan tembaga. Ke Australia adalah amonium nitrat, emas, dan mentega kakao, ke Pakistan adalah minyak sawit olahan, serat stapel buatan, dan batu bara. Dan ke Amerika Serikat adalah portable receiver, udang, dan minyak sawit olahan.
Baca Juga:Â Emas Penyumbang Ekspor Paling Tinggi Selama Juli 2020
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan, baik pada Juli 2020 maupun secara kumulatif pada periode Januari-Juli 2020. Neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2020 surplus USD3,3 miliar, naik hampir tiga kali lipat dibandingkan Juni 2020 yang surplus USD1,2 miliar.
“Peningkatan tersebut didorong perbaikan neraca perdagangan nonmigas dengan mitra dagang utama seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Singapura. Bahkan neraca nonmigas Indonesia dengan Singapura pada Juli 2020 kembali surplus, setelah pada bulan sebelumnya mengalami defisit,” jelas Mendag, dalam keterangannya, Senin (24/8/2020).