JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyatakan bahwa pandemi virus Corona telah menyerang semua kalangan masyarakat. Tak hanya masyarakat bawah, menengah ke atas juga terimbas dampaknya.
Hal ini dikarenakan, konsumsi para kelompok menengah atas mengalami penurunan. Namun menurut Sri Mulyani, kelompok menengah atas masih bisa berbelanja dengan fasilias online dan mengurangi waktu berkumpul di tempat-tempat umumnya.
Baca juga: Sri Mulyani: Orang Kaya Sudah Enggak Nongkrong hingga ke Bioskop
Oleh sebab itu, Jakarta, Jumat (28/8/2020), berikut fakta-fakta Menkeu sebut kelompok menengah atas sudah tidak nongkrong lagi:
1. Konsumsi Kelompok Menengah Atas Menurun
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, pada kelompok kelas menengah atas yang mana daya beli mereka turun. Padahal, kelompok kelas menengah atas ini selalu menyumbang daya beli konsumsi untuk mendongkrak ekonomi nasional.
Baca juga: Waktu 1,5 Bulan Tak Cukup Selamatkan RI dari Resesi
2. Kelompok Menengah Atas Seharusnya Pendongkrak Ekonomi Nasional
Menkeu Sri Mulyani mengatakan, kelompok kelas menengah atas ini selalu menyumbang daya beli konsumsi untuk mendongkrak ekonomi nasional. Namun, dikarenakan adanya pandemi virus covid ini membuat mereka menahan untuk membeli.
3. Konsumsi Menurun Tapi Tetap Berbelanja Online
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, kelompok menengah atas konsumsinya menurun, tapi masih melakukan beberapa kegiatan digital. Dirinya menjelaskan, kegiatan digital tersebut yang mana masih membeli barang online.
4. Beralih ke Digital, Kelompok Menengah Atas Sudah Tidak Nongkrong hingga ke Bioskop Lagi
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan bahwa konsumsi tetap menurun walaupun kelompok menengah atas berbelanja online. Hal ini karena tidak mensubtitusi kegiatan ekonominya.
Dirinya menyebutkan, dengan adanya belanja online, mereka pun sudah tidak berpergian atau datang ke suatu warung bahkan ke bioskop. "Mereka udah enggak nongkrong di warung dan bisokop karena pandemi," ujarnya.
5. Menkeu Siapkan Instrumen untuk Tingkatkan Konsumsi Masyarakat
Menteri Keuangan Sri Mulyani akan membuat instrumen termasuk belanja disiapkan dengan baik untuk bisa menjaga perekonomian sekaligus membantu masyarakat. Adapun, pemerintah telah menetapkan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 695,2 triliun yang mencakup semua sektor baik untuk kesehatan hingga membantu UMKM yang paling terdampak Covid-19. Hal ini untuk mendongkrak daya beli konsumsi.
"Jadi poin saya adalah kalau dari resource APBN kita, 2020 itu sudah mengalokasikan cukup banyak resource untuk mendorong baik dari sisi demand and supply," tandasnya.
(Fakhri Rezy)