Share

Kasus Covid-19 Melonjak, Menko Airlangga Soroti Ganjil Genap di Jakarta

Suparjo Ramalan, iNews · Kamis 10 September 2020 12:15 WIB
https: img.okezone.com content 2020 09 10 320 2275494 kasus-covid-19-melonjak-menko-airlangga-soroti-ganjil-genap-di-jakarta-Rq9gGN1Hze.jpg Pemprov DKI Kembali Terapkan PSBB. (Foto: Okezone.com)

JAKARTA - Pemerintah pusat menyoroti keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menarik rem darurat dengan kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara penuh pada 14 September 2020. Keputusan ini seiring dengan adanya lonjakan kasus positif Covid-19 di Jakarta yang terus meningkat.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto menyebut, jumlah kasus positif di DKI Jakarta dipengaruhi adanya pemberlakuan pengendalian moda transportasi meliputi kendaraan bermotor pribadi yang beroperasi dengan prinsip ganjil-genap. Artinya, kebijakan itu menjadi faktor lain dari bertambahnya kasus positif Covid-19 di Jakarta.

Baca Juga: Ekonomi RI Bisa Minus di Atas 3%

Bahkan, kata Airlangga, berdasarkan data pemerintah sebanyak 62% pasien positif Corona di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet berasal dari kontak fisik saat melakukan perjalanan melalui transportasi umum. Ini karena meningkatnya voume penggunaan moda trasportasi publik atau umum seiring dengan kebijakan ganjil genap. Karena itu, aturan ini patut untuk dievaluasi kembali.

"DKI melakukan PSBB penuh, PSBB transisi, dikenakan penuh kembali karena sebagian besar dari yang terpapar berdasarkan data yang ada, 62% di Rumah Sakit Kemayoran basisnya akibat transportasi umum. Sehingga beberapa kebijakan yang perlu dievaluasi, termasuk terkait ganjil-genap," ujar Airlangga, Kamis (10/9/2020).

Baca Juga: Jakarta PSBB Total, MenPANRB: Seluruh PNS Kerja di Rumah

Dalam rapat koordinasi nasional, Kadin Indonesia bidang perindustrian, perdagangan, dan hubungan internasional secara virtual, Pemerintah Pusat menilai kebijakan ini akan membuat pergerakan perekonomian nasional menurun.

Bahkan, Airlangga menegaskan, gas dan rem memang harus dilakukan dalam kondisi saat ini. Namun, bila rem dilakukan secara mendadak akan berpengaruh pada faktor ekonomi nasional. Sebab, ekonomi tidak saja dibangun dari faktor fundamental tapi juga dari sisi sentimen capital market.

Follow Berita Okezone di Google News

(fbn)

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini