JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat realisasi dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tidak berdampak signifikan bagi Produk Domestik Bruto (PDB) 2020. Asumsi itu didasari dampak pandemi Covid-19 terhadap kapasitas produksi sejumlah sektor bisnis dan konsumsi masyarakat selama pandemi.
Kapasitas produksi pun berkurang di bawah 100%. Bahkan bisa 50% bila dampak pandemi terjadi dalan kisaran waktu 2-3 tahun ke depannya.
Staf Khusus Menko Perekonomian Reza Yamora Siregar mengatakan, meskipun penyerapan dana PEN sebesar Rp695,2 triliun bisa terealisasi hingga 100%, namun multiplier effect atau dampak dari program stimulus ekonomi bersifat jangka panjang dalam mendorong PDB nasional.
Baca Juga: Dapat Pinjaman ADB, Sri Mulyani: Dukungan Kuat untuk RI
"Kapasitas keyakinan konsumen tetap terjaga. meski uang kita keluarkan besar sekali, biasanya multipliernya atau dampaknya panjang stimulus akan terbatas. Di sini harus kembali diingatkan, meski uang besar sekali spend Rp695 triliun dengan defisit di atas 6% memang dampak terhadap PDB agak terbatas," ujar Reza dalam Webinar, Jakarta, Rabu (23/9/2020).
Reza mencatat, kondisi ini tidak saja terjadi bagi Indonesia, namun juga berlaku bagi negara-negara di dunia. Khususnya Indonesia, gambaran itu tentu di luar dari proses vaksinasi yang sudah dilakukan pemerintah.
Baca Juga:Â Pulihkan Ekonomi Asia, ADB Gelontorkan Dana Rp296,7 Triliun
 Artinya, asumsi dampak pandemi Covid-19 terhadap kapasitas produksi sejumlah sektor bisnis dan tingkat konsumsi masyarakat yang membuat pemerintah melakukan penyerapan alokasi anggaran PEN untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, serta pengaruhnya pada PDB dalam negeri tidak dilihat dalam pendekatan setelah proses penyuntikan vaksin.
Karenanya, dia berharap agar vaksinasi dapat dilakukan di akhir tahun ini atau awal tahun depan. Dengan begitu, instrument perekonomian nasional berupa konsumsi dan produksi bisa perlahan membaik.