Kemudian aktivitas subversi di bidang sosial dilanjutkan dengan membentuk organisasi kedok. Yang penting dalam membentuk organisasi kedok ini ialah segi kuantitasnya, dengan tujuan mendapat dukungan massa sebanyak-banyaknya.
Perkumpulan dan golongan-golongan yang tidak ada hubungan yang satu dengan yang lainnya dihimpun dan diikat ke dalam suatu kekuatan untuk melakukan aksi-aksi massa. Perkumpulan dan golongan yang dimaksud di atas bukanlah organisasi politik melainkan mereka yang mempunyai kepentingan tertentu seperti pencinta alam, cendekiawan, seniman, atlet, mahasiswa, pelajar, pencinta damai, dan lain-lain.
Kegiatan subversi di bidang sosial ini dilakukan dengan cara tertutup maupun terbuka. Tetapi tidak diketahui hubungan gerakan satu dengan lainnya dan dari mana sumbernya. Jika dukungan massa telah diperoleh sebanyak-banyaknya, ditimbulkanlah dialektische sprong, yaitu titik berat beralih dari kuantita menjadi kualitas.
(Feby Novalius)