JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengaku telah menyusun skema ihwal pengembangan bisnis perseroan hingga di tahun 2026. Dengan demikian, manajemen harus menyiapkan capital expenditure (capex) atau belanja modal senilai USD133 miliar atau setara Rp1.958 triliun.
Anggaran tersebut merupakan bagian dari agenda restrukturisasi bisnis dan portofolio Pertamina yang tengah digodok Kementerian BUMN dan manajemen perseroan pelat merah tersebut.
Baca Juga: Pembentukan Holding Migas Digugat, KBUMN Tegaskan Tak Langgar UU
"Dengan adanya rencana restrukturisasi bisnis dan restrukturisasi portofolio, kita harus melakuakn pengembangan bisnis dalam 6 tahun ke depan, kemudian bisa melakukan saving ke energi baru dan terbarukan dan memperkuat capex sebesar USD133 miliar," ujar Nicke dalam Webinar, Jakarta, Kamis (22/10/2020).
Manajemen Pertamina pun sudah memetakan berapa kemampuan ekuitas yang dimiliki saat ini. Saat ini ekuitas Pertamina sebesar 47%.
Sementara itu, untuk mencapai angka capex yang ditargetkan, manajemen akan melakukan equity financing atau penanaman modal melalui penjualan saham. Harapannya, langkah ini bisa membawa perusahaan memperoleh dana sebesar 15% dari target Rp1.958 triliun.
Sumber dana lain yang diupayakan, kata Nicke, berupa external financing atau pendanaan yang bersumber dari luar perusahaan sebesar 28%. Serta, project financing 10%.