3. Ada Joki Kartu Pra Kerja, Tapi Kok Bukan Kriminal
Meskipun ditemukan beberapa joki kartu pra kerja, tapi PMO menilai joki Kartu Prakerja bukanlah suatu tindakan kriminal. Karena para joki ini hanya memberikan pelayanan untuk mendaftarkan diri ke program kartu pra kerja dengan bayaran yang sudah disepakati.
Menurut PMO, kasus seperti ini banyak terjadi di kalangan masyarakat kelas bawah karena kesulitan untuk mendaftarkan diri. Apalagi, seluruh proses pendaftaran ini dilakukan secara digital.
Oleh karena itu, mereka meminta bantuan untuk mendaftarkan dirinya ke program kartu pra kerja. Sebagai salah satu contohnya, ketika ingin mendaftar, orang tersebut kebingungan lalu meminta bantuan untuk mendaftarkan dengan imbalan uang Rp50.000.
Kemudian saat pencairan insentif peserta tersebut juga meminta bantuan untuk membuat rekening. Karena syarat agar insentif bisa cair adalah minimal harus memiliki akun bank atau dompet digital.
4. Ada Dua Tipe Joki Kartu Pra Kerja
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Denni Purbasari menjelaskan, ada 2 tipe joki yang menawarkan jasa pendaftaran Kartu Prakerja. Pertama, yang hanya menawarkan untuk pendaftaran, kedua yang memberi jaminan 100% lolos.
Yang menjadi konsen dari pihaknya adalah joki untuk tipe kedua. Menurutnya, joki yang berani menjaminkan 100% lulus murni penipuan.
Menurut Denni, tidak ada satu orang pun yang bisa menjamin kelulusan program kartu pra kerja. Termasuk juga orang dalam karena sistem seleksinya dibuat terintegrasi.
Selain itu, dia juga memastikan tak ada 'orang dalam' di program ini. Pasalnya, semua seleksi dilakukan dengan algoritma yang terintegrasi 100%.
Tipe kedua adalah Joki yang mengatakan, Anda terjamin 100% diterima. Itu definitely penipuan. Karena tidak mungkin, sistem kami, algoritma kami itu bisa menjamin orang," kata Denni.
5. Ada 11% Pengangguran yang Kini Dapat Pekerjaan
Berdasarkan hasil survey, ada sekitar 1,2 juta yang sudah menerima manfaat berupa insentif dan pelatihan. Dari hasil survey tersebut 58% peserta kartu pra kerja mampu meningkatkan dan mempertahankan status keberkejaannya di tengah situasi sulit akibat pandemi virus corona (covid-19).
Adapun rinciannya adalah ada 11% yang tadinya menganggur menjadi bekerja. Padahal pada data Februari 2020, ada sekitar 35% peserta kartu pra kerja yang menganggur.
Sementara itu, ada 47% peserta yang bekerja berhasil mempertahankan pekerjaannya. Berdasarkan data Februari, ada sekitar 65% peserta program kartu pra kerja yang memiliki pekerjaan.
(Fakhri Rezy)