JAKARTA - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Sugeng mengatakan peranan sektor keuangan Islam saat ini mulai banyak dilirik negara-negara non-muslim seperti Korea Selatan, China, dan Thailand. Bahkan negera tersebut mulai membranding dirinya sebagai negara ramah muslim dunia.
Tercatat berdasarkan State of Global Islamic Economic Report 2019-2020, belanja konsumsi ekonomi Islam global di berbagai sektor diperkirakan mencapai lebih dari USD3 triliun pada tahun 2024 atau meningkat 45% dari USD2,2 triliun pada tahun 2018.
Baca Juga: BI Yakin Sektor Keuangan Syariah Jadi Stimulus Indonesia Maju
"Maka itu, dengan potensi yang begitu besar, banyak negara yang mengalihkan fokusnya untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan Islam. Meskipun bukan negara mayoritas Muslim," ujar dia dalam rangkain acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2020, Kamis (29/10/2020).
Baca Juga: Potensi Ekonomi Syariah Sangat Besar, Jokowi: Tangkap Peluang Ini
Menurut dia, negara-negara tersebut mulai mengembangkan Islam value chain dengan menawarkan sejumlah program seperti media dan rekreasi Islami, pariwisata Islami atau Muslim-Friendly tourism, apotek dan kosmetik halal, keuangan sosial dan komersial Islam, dan seterusnya.
"Jadi negara mayoritas non-Muslim lainnya seperti China telah menghasilkan sejumlah besar item fashion Muslim. Dan mereka menjualnya melalui platform digital. Maka itu, negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) tidak boleh ketinggalan," tandas dia.
(fbn)