JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menetapkan sasaran dan indikator atas capaian program (outcome) kementerian pada 2021. Di sisi restrukturisasi atau pembentukan holding perseroan plat merah, Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan akan ada satu holding baru di tahun depan.
Target itu lebih kecil dibandingkan dengan upaya pembentukan holding pada tahun 2020. Dalam catatan Rencana Strategi (Renstra) Kementerian BUMN 2020-2024, tercatat ada dua holding baru yang dibentuk Erick hingga akhir Desember tahun ini.
Baca Juga: Holding Aviasi dan Pariwisata, Ini Alasan Garuda dan AP Tak Jadi Induk
"(Untuk) BUMN unggul di kancah internasional jumlah BUMN yang masuk peringkat global pada 2020 ada lima BUMN, 2021 lima BUMN. Sementara pembentukan holding BUMN pada 2020 ada dua BUMN, 2021 satu BUMN," tulis Renstra Kementerian BUMN, dikutip Minggu (15/11/2020).
Dengan begitu, sepanjang dua tahun ada tiga holding perseroan negara yang baru dibentuk Erick. Lantas, di tengah pandemi Covid-19, target Erick tersebut terealisasi? Berikut MNC News Portal merangkum holding yang sudah dibentuk dan masih dalam tahap penggodokan pemerintah sepanjang 2020-2021.
Pertama Holding penjaminan dan perasuransian.
Indonesia Financial Group (IFG) telah resmi ditetapkan sebagai holding BUMN perasuransian dan penjaminan BUMN. Hal ini merujuk pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 20 Tahun 2020 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara ke dalam Modal Saham PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI).
Sebagai holding BUMN, IFG diyakini mampu menghadirkan perubahan di bidang keuangan khususnya asuransi, investasi, dan penjaminan.
Usai ditetapkan sebagai holding BUMN perasuransian dan penjaminan pada Oktober awal November lalu, perusahaan yang digadang-gadang bisa menyelamatkan pemegang polis PT Asuransi Jiwasraya (Persero) tersebut, menkonsolidasi aset hingga mencapai Rp 72,5 triliun per Maret 2020.
Selain itu, IFG memiliki 9 anggota holding diantaranya PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Jasa Raharja, dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Bahana Sekuritas, PT Bahana TCW Investment Management, PT Bahana Artha Ventura, serta PT Grahaniaga Tata Utama dan PT Bahana Kapital Investa.