NEW YORK - Mata uang Dolar tergelincir selama 5 sesi berturut-turut pada perdagangan Rabu (19/11/2020) waktu setempat. Bahkan, dolar meluncur ke level terendah lebih dari satu minggu.
Penurunan tersebut dikarenakan berita positif dari vaksin mengimbangi lonjakan kasus virus Corona. Serta, pembatasan ekonomi yang lebih ketat di seluruh Amerika Serikat dan Eropa.
Baca juga: Dolar Melemah Sejalan dengan Tren Penurunannya
Melansir Reuters, Jakarta, Kamis (19/11/2020), indeks dolar tergelincir 0,1% menjadi 92,312, setelah turun ke 92,207, terendah sejak 9 November.
Pasar menunjukkan sedikit lebih banyak minat untuk mengambil risiko. Dengan kenaikan dalam mata uang yang meningkat pada saat sentimen membaik seperti sterling, dolar Selandia Baru, dan mahkota Norwegia.
Baca juga: Dolar AS Melemah meski 'Disuntik' Vaksin Covid-19 Moderna
Pfizer mengumumkan bahwa hasil akhir dari uji coba tahap akhir vaksin COVID-19 menunjukkan 95% efektif, meredakan pasar yang lelah akan pandemi. Itu mengikuti berita bahwa Moderna Inc merilis data awal untuk vaksinnya, menunjukkan efektivitas 94,5%.
Konon, jumlah kematian harian global yang dilaporkan akibat virus korona mencapai 10.816 pada hari Selasa, menurut penghitungan Reuters, jumlah kematian satu hari tertinggi. Amerika Serikat, negara yang paling parah terkena dampak di seluruh dunia, telah melaporkan sekitar 11,38 juta infeksi dan 248.574 kematian sejak pandemi dimulai.
"Lonjakan kasus COVID umumnya baik untuk dolar dan mata uang safe-haven lainnya seperti yen dan franc Swiss, tetapi berita vaksin positif secara kasar membantahnya," kata Greg Anderson, kepala global strategi valuta asing di BMO Capital Markets di New York.