JAKARTA – Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan kinerja surplus sebesar USD3,61 miliar pada Oktober 2020. Ini merupakan keenam kalinya ekspor-impor Indonesia surplus.
Menurut Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Mohammad Dian Revindo, surplusnya neraca perdagangan menandakan kinerja tim ekonomi Presiden Joko Widodo solid.
Baca Juga: Neraca Dagang Surplus, RI Harus Manfaatkan Redanya Tensi AS-China
"Memang ekspornya solid di masa pandemi ini. Kalau diakumulasi sejak Januari sudah surplus USD17,7 miliar. Itu sebenarnya ekspor kita lebih baik. Bahkan dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 hanya minus 5,6%. Artinya hampir sama dengan ekspor tahun lalu yang situasinya bukan pandemi, berarti ekspor solid sekali," katanya, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (19/11/2020).
Membaiknya kinerja ekspor ini, karena Indonesia diuntungkan dengan adanya perang dagang Amerika Serikat dan China. Di mana dengan adanya perang dagang itu, Indonesai menjadi negara pemasok kebutuhan AS yang tadinya dipasok dari China.
"Jadi Indonesia sudah masuk ke amerika menggantikan produk china. Makanan minuman, alat kelisistrikan, beberapa tekstil masuk ke AS meggantikan prduk China. Jadi nilai tambah ekspor kita naik," kata dia.
Baca Juga: Surplus Neraca Dagang Tak Bikin Wamenkeu Puas
Menurut dia, hal ini tentu tidak terlepas dari kinerja dan koordinasi menteri-menteri ekonomi Jokowi yang membaik. Dengan koorninasi yang baik ini, tentu menghasilkan kebijakan dan keputusan yang menguntungkan Indonesia.
"Misalnya mau buat acara dengan negara mana sudah banyak ngobrol. Memang yang paling tahu dan punya peta adalah Kemendag pasti," kata dia.
Selain itu, Kementerian Perdagangan di bawah kepemimpinan Agus Suparmanto juga jeli melihat peluang dengan membuat kebijakan yang tidak menghambat.
"Menurut saya bagusnya Kemendag ini adalah tahu mengerjakan apa yang prioritas, mengerjakan produk apa untuk negara mana. itu hebatnya kemendag itu," ujar dia.
Namun demikian, kata dia, pemerintah tidak boleh puas begitu saja. Ke depan, pemerintah harus memastikan kualitas barang-barang alam negeri meningkat. Dengan kualitas yang baik tentu akan memiliki daya saiang yang tinggi.