Eddy melanjutkan, penerapan praktik pertanian yang masih lemah dikarenakan kurangnya pelatihan. Dan yang terakhir, dari sisi administrasi yakni lemahnya persyaratan yang dapat dipenuhi untuk mendapatkan PSR.
“Dalam melakukan peremajaan, tantangan yang dihadapi terkait dengan isu lahan, kemampuan petani sawit rakyat dan proses administratif. Namun demikian dana PSR meningkat terus sampai akhir bulan Oktober tercatat Rp1.859,89 miliar,” jelasnya.
Ia pun menekankan, pentingnya peremajaan sawit rakyat. Pasalnya penggunaan bahan bakar biodiesel dapat meningkatkan serapan minyak sawit dari perkebunan rakyat.
“Dalam peremajaan sawit rakyat, tujuannya ialah meningkatkan produktivitas dan kualitas TBS, penerapan teknik budidaya yang baik melalui GAP dan pelaksanaan tata ruang perkebunan untuk menjaga keberlanjutan lingkungan,” ucapnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)