JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengajak generasi muda untuk melihat Indonesia sebagai bangsa besar yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, khususnya di sektor kelautan dan perikanan, yang tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja dalam Talkshow Milenial Kelautan dan Perikanan secara daring.
"Kerja sama taruna-taruni Politeknik Jembrana dan Dumai ini suatu hal yang luar biasa, kolaborasi sudah terbangun sejak dini. Sehingga diharapkan nanti mereka terjun di masyarakat sudah terbiasa melakukan kolaborasi, membangun jejaring dan membangun ekonomi masyarakat," ujar dia di Jakarta, Jumat (8/1/2021).
Baca Juga: Saingi Vietnam, Begini Cara RI Genjot Produktivitas Perikanan Budidaya
Kemudian, lanjut dia anak-anak muda sekarang perlu melihat Indonesia itu hebat. Di mana punya sumber daya alam yang luar biasa. Luas laut 2/3 dari wilayah Indonesia atau sekitar 6,2 juta kilometer persegi dari total 8 juta kilometer persegi luas wilayah Indonesia. Belum lagi keanekaragaman hayati 8.500 spesies ikan.
"Kita belum bicara perairan umum daratan, ada sungai, danau, rawa yang tidak dimiliki oleh negara-negara lain. Karena itu kita sebagai bangsa yang besar bersyukur atas segala nikmat Ilahi ini. Patut membangkitkan semangat anak muda kita untuk melihat laut sebagai sesuatu yang punya harapan di masa depan,” tuturnya.
Untuk membangkitkan semangat tersebut, dia mengatakan, terdapat lima prinsip untuk kelautan berkelanjutan. Yang pertama adalah ocean knowledge, artinya belajar, mengerti, memahami, mendalami, dan menggali pengetahuan seluas-seluasnya tentang kelautan dan perikanan.
"Contohnya, ikan yang dikenal masyarakat tidak lebih dari 50 jenis, padahal Indonesia memiliki 8.500 spesies, tidak hanya ikan konsumsi, tetapi juga non konsumsi. Misalnya ikan gabus dapat menghasilkan albumin yang sangat bermanfaat di dunia medis untuk pemulihan sel bagi korban kecelakaan atau pasien pasca operasi. Sayangnya, Indonesia masih mengimpor albumin, yang harganya sekitar Rp 2,1 juta per 100 ml, padahal ikan gabus mudah ditemui sehari-hari di perairan Indonesia," jelas dia.
Prinsip kedua, lanjut Sjarief, adalah ocean health. Dalam hal ini laut berperan sama dengan hutan tropis yang saat ini sudah banyak dieksploitasi. Untuk itu diperlukan pemahaman tentang karakteristik laut, sungai, dan danau agar tetap bisa berperan sebagai sumber daya alam yang bermanfaat bagi kesehatan laut.
Salah satu cara membuat laut yang sehat adalah dengan tidak membuang sampah plastik, yang dapat dimakan oleh ikan, yang selanjutnya dimakan oleh manusia, sehingga manusia dapat terkontaminasi limbah plastik yang berbahaya bagi kesehatan.