JAKARTA - Harga emas berjangka anjlok lebih dari 4% pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB). Harga emas turun setelah sedikit menguat sehari sebelumnya, karena prospek untuk transisi kekuasaan yang mulus di Washington dan imbal hasil atau yields obligasi AS yang tinggi menarik investor menjauh dari emas.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, terjun 78,2 dolar AS atau 4,09% menjadi ditutup pada 1.835,40 dolar AS per ounce, dilansir dari Antara, Sabtu (9/1/2021).
Baca Juga: Kenaikan Harga Emas Tertahan Penguatan Dolar AS
Laporan pekerjaan negatif gagal menawarkan dukungan apapun bagi emas. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa Amerika Serikat kehilangan 140.000 pekerjaan pada Desember, setelah memperoleh 336.000 pekerjaan pada November.
Sehari sebelumnya, Kamis (7/1/2021), emas berjangka menguat 5,00 dolar AS atau 0,26% menjadi 1.913,60 dolar AS, setelah anjlok 45,8 dolar AS atau 2,34% menjadi 1.908,60 dolar AS pada Rabu (6/1/2021), dan naik 7,8 dolar AS atau 0,4% menjadi 1.954,40 dolar AS pada Selasa (5/1/2021).
"Emas mengalami pergeseran fundamental yang besar bagi banyak investor dan mereka mulai meninggalkan perdagangan safe haven," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.
"Anda mungkin akan melihat bahwa pasar obligasi melihat aliran yang kuat dan itu menghilangkan beberapa daya tarik dari emas."
Kontrol Demokrat terhadap Senat AS telah menaikkan taruhan untuk stimulus besar, mengangkat imbal hasil obligasi 10 tahun ke level tertinggi sejak Maret. Sejak Presiden AS Donald Trump telah menyetujui transisi kekuasaan yang teratur, ada beberapa "aksi ambil untung sementara," kata Jeffrey Sica, pendiri Circle Squared Alternative Investments.