JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Joe Biden secepatnya mengesahkan rencana bantuan penanganan virus corona sebesar USD1,9 triliun. Hal tersebut diungkapkan oleh calon Menteri Keuangan kabinet Biden, Janet Yellen.
Dia mengatakan, pada sidang pengukuhan di depan Komite Keuangan Senat, bahwa "lebih banyak harus dilakukan" untuk memberi bantuan kepada rakyat Amerika yang sedang berjuang melawan pandemi, meskipun ada perbedaan pendapat dari Partai Republik bahwa paket bantuan itu terlalu besar.
Baca Juga:Â Paket Stimulus Rp26.655 Triliun, Warga AS Terima BLT Rp19,6 Juta
Defisit anggaran AS membengkak ke rekor USD3,1 triliun tahun lalu, setelah Kongres mengesahkan berbagai paket bantuan bernilai USD3 triliun. Demikian dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (20/1/2021).
Rencana bantuan yang diusulkan Biden akan memberi lebih banyak bantuan kepada keluarga dan bisnis, lebih banyak dukungan bagi produksi dan distribusi vaksin virus corona, serta dukungan bagi pemerintah negara bagian dan lokal untuk menghindari pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap para pegawai esensial.
Baca Juga:Â Anggaran Disahkan, BLT Rp8,5 Juta Cair
Yellen mengatakan, Kepala Negara menyadari masalah utang pemerintah (yang membengkak), tetapi percaya bahwa upaya mengatasi resesi yang dipicu oleh pandemi merupakan prioritas utama yang lebih penting.
Partai Republik menyerukan penolakan terhadap rencana Biden, termasuk bantuan USD1.400 kepada perorangan dengan gaji di bawah USD75 ribu per tahun. Dia juga berencana meningkatkan upah minimum menjadi USD15 per jam.