JAKARTA - Seperti kasus 12 tahun lalu, Joe Biden memasuki Gedung Putih dalam misi penyelamatan ekonomi setelah resesi AS dan global yang bersejarah. Kemudian dia menjadi wakil presiden dan dunia terguncang karena guncangan krisis keuangan.
Sementara Biden mempertahankan rekor ekonomi saat itu Presiden Barack Obama, ada banyak di timnya yang berharap AS berbuat lebih banyak.
 Baca juga: Pelantikan Joe Biden, Begini Penataan Ruang Agar Terjaga dari Covid-19
Mengutip BBC, Jakarta, Rabu (20/1/2021), kali ini, agenda ekonomi awal Biden adalah Covid-19. Saat ia memasuki kantor, pandemi masih berkecamuk, ribuan orang meninggal setiap hari, dan jumlah pengangguran meningkat. Kesehatan adalah kekayaan, dalam arti membuka kembali perekonomian sepenuhnya.
Rencana Penyelamatan Amerika
Mr Biden menguraikan minggu lalu apa yang dia sebut "Rencana Penyelamatan Amerika" - upaya USD1,9 triliun untuk mendanai vaksinasi universal dan lebih banyak pengujian virus korona, dan menyediakan dana untuk rumah tangga, bisnis, dan tingkat pemerintahan yang lebih rendah.
Lebih dari setengah dari angka tersebut dialokasikan untuk bantuan keuangan langsung bagi keluarga, termasuk pemeriksaan stimulus USD1.400 untuk sebagian besar rumah tangga. Serta secara signifikan meningkatkan dan memperluas tunjangan pengangguran bagi jutaan orang Amerika yang menganggur.
 Baca juga: Sambut Pelantikan Joe Biden, Obama: This is Your Time
Rencana tersebut juga termasuk menaikkan upah minimum federal menjadi USD15 per jam dan pendanaan perawatan anak.
Tapi ini hanya sebuah rencana - dan mengubahnya menjadi kenyataan akan menandai ujian pertama dari kontrol yang sangat tipis yang dimiliki sekutu partai Biden atas Kongres.
Mr Biden akan mencoba untuk mendapatkan dukungan dari Partai Republik, tetapi mereka waspada dengan label harga. Partai kiri menginginkan stimulus lebih besar lagi.
Jika Tuan Biden berhasil, penghargaan untuk ekonomi adalah kemungkinan tingkat pertumbuhan pada tahun 2021 yang tidak terlihat sejak era Reagan - sebesar 5% atau 6%.
Batasan pada rencananya adalah hutang pemerintah yang besar yang diwarisi, sebagian karena keruntuhan ekonomi dan stimulus USD4 triliun yang telah disetujui AS.
 Baca juga: PNS Ini Bakal Jadi Menkeu Sementara hingga Biden Sahkan Janet Yellen
'Act Big'
Pilihan Biden sebagai Menteri Keuangan, Janet Yellen, mengatakan bahwa suku bunga pinjaman kemungkinan akan tetap rendah untuk waktu yang lama, dan sebagai mantan kepala bank sentral Amerika, Yellen memiliki otoritas dalam masalah ini.
AS tidak mungkin mengikuti zona euro di jalan suku bunga negatif, yang berarti menemukan cara alternatif untuk mendukung perekonomian.
Seluruh pemerintahan tampaknya berada di balik mantra bahwa meminjam dengan murah untuk dibelanjakan tidak hanya memungkinkan tetapi juga menguntungkan, perlu dan penting.
Follow Berita Okezone di Google News