JAKARTA - Indonesia dan Uni Emirat Arab menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) kerjasama bilateral terkait program pengembangan mangrove yang dilakukan secara virtual.
Penandatanganan tersebut dilakukan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri Perubahan Iklim dan Lingkungan Hidup Uni Emirat Arab (UEA) Abdullah Al Nuaimi.
Baca Juga: Ingatkan Reforma Agraria hingga Karhutla, Siti Nurbaya: Perintah Presiden Sangat Serius
Menko Luhut mengatakan, penghargaan setinggi-tingginya dan terima kasih atas kerja semua pihak dari kedua pemerintah yang telah menyusun MoU hingga dapat ditandatangani hari ini. Ia mengungkapkan bahwa Indonesia selama ini memiliki hubungan yang sangat terjaga dengan Uni Emirat Arab di semua sektor.
"MoU Program Pengembangan Mangrove akan menjadi salah satu alat untuk mempererat hubungan kita di bidang perubahan iklim dan lingkungan,” ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Selasa (16/2/2021).
Baca Juga: Kurangi Emisi Karbon, RI Terima Rp1,5 Triliun dari Bank Dunia
Kemudian, lanjut dia, dengan adanya kerja sama di bidang pengembangan mangrove ini akan membawa manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah pesisir. Sebagai bukti riil kerja sama melalui MoU ini, dia pun mengundang pemerintah Uni Emirat Arab untuk membuat proyek mangrove dengan luas minimal 10 ribu hektar di Indonesia dan menamakannya sebagai yakni "Taman Mangrove Khalifa bin Zayed”.
"Kami menyadari pandemi Covid-19 belum berakhir. Setiap negara memiliki strategi untuk mengatasi masalah global tersebut. Indonesia memiliki program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), untuk meningkatkan ekonomi dan mata pencaharian kami. Ini juga termasuk program mangrove dan terumbu karang melalui partisipasi dalam jumlah besar dari masyarakat pesisir," ungkap dia.
Menurut dia, luas mangrove di Indonesia merupakan 20 persen dari luas mangrove dunia. Mangrove dapat menyimpan karbon empat kali lipat dibandingkan hutan tropis lainnya dan mangrove Indonesa dapat menyimpan karbon sebanyak 87% dari karbon di seluruh dunia yang artinya dapat mengurangi dampak perubahan iklim.
Baca Juga: 50 Tahun Berkarya, Indomie Konsisten Hidupkan Inspirasi Indomie untuk Negeri
Follow Berita Okezone di Google News