"Pertama dari bibitnya. Induk ayam itu sudah disilangkan, diseleksi, disilangkan, diseleksi berkali-kali sampai mendapatkan ras yang bisa cepat tumbuh besar. Dulu mungkin untuk mencapai berat 1 kg perlu 90 hari atau 60 hari, tapi dengan teknologi tadi disilangkan dan diambil yang berkualitas, yang bagus, akhirnya mendapatkan bibit yang bagus sehingga cepat besar," kata dia.
Faktor lainnya adalah jenis pakan berkualitas yang bisa mempercepat pertumbuhan dan obat-obatan yang digunakan untuk menghasilkan ayam pedaging berkualitas baik.
Rakhmat mengibaratkan teknologi obat-obatan yang diberikan pada ternak seperti halnya tanaman yang diberikan pupuk.
Selain itu, kata Rakhmat, faktor teknologi pemeliharaan ayam pedaging yang presisi dan modern juga memengaruhi bobot ayam broiler sehingga bisa tumbuh besar.
Rakhmat juga menyampaikan bahwa tidak ada telur palsu seperti yang pernah beredar di sosial media dan dikatakan berasal dari China.
Dia menjelaskan info tersebut adalah hoaks dan menyebut produksi telur dengan pabrik seperti yang ada pada video adalah pembuatan telur mainan.
Bila di masyarakat terdapat telur dengan tekstur kulit yang agak tebal serta kenyal, katanya, telur itu bukanlah telur palsu.
Rakhmat mengungkapkan bahwa telur itu adalah telur yang rencananya akan ditetaskan namun batal dan lolos di pasaran. Kendati demikian, telur tersebut tetap layak konsumsi dan hanya terjadi satu kali kejadian.
(Fakhri Rezy)