Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Imbal Hasil Obligasi Angkat Dolar AS

Imbal Hasil Obligasi Angkat Dolar AS
Dolar AS Menguat. (Foto: Okezone.com/Shutterstock)
A
A
A

NEW YORK - Dolar AS menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB). Dolar AS menguat karena terjadi kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS).

Dolar menguat 0,25% pada 91,668 terhadap sekeranjang enam mata uang utama. Naiknya dolar usai aksi jual obligasi berlanjut dengan imbal hasil pada obligasi AS 10-tahun yang dijadikan acuan, mencapai tertinggi baru satu tahun di 1,6420%.

"Imbal hasil obligasi berada dalam tren naik yang sangat kuat dan dengan angka indeks harga produsen yang lebih tinggi dari konsensus, itu berkontribusi pada kenaikan," kata Direktur Pelaksana BK Asset Management, Kathy Lien, dikutip dari Antara, Sabtu (13/3/2021).

Baca Juga: Indeks Dolar AS Anjlok ke Level Terendah

Greenback mencapai level tertinggi intraday 92,506 ketika imbal hasil melonjak pada Selasa (9/3/2021) atau yang terkuat sejak November 2020. Tetapi mencatat penurunan tiga hari berturut-turut ketika imbal hasil relatif stabil.

“Itu sangat positif untuk dolar, karena greenback telah mengambil isyarat dari imbal hasil dan tingkat tertinggi baru ini benar-benar mendorong lebih banyak permintaan untuk greenback, terutama pada saat Anda memiliki ECB yang mempercepat pembelian obligasi dan menjadi sedikit lebih dovish," kata dia.

Baca Juga: Dolar AS Tergelincir akibat Laju Inflasi Lemah

Meski demikian, pelaku pasar masih waspada dalam beberapa pekan terakhir karena stimulus fiskal dan permintaan konsumen dapat menyebabkan lonjakan inflasi. Selain itu, adanya vaksinasi juga akan mengakhiri penguncian wilayah.

Data pada Jumat (12/3/2021) menunjukkan harga-harga produsen AS (IHP) mengalami kenaikan tahunan terbesar dalam hampir 2,5 tahun, meskipun kelesuan cukup besar di pasar tenaga kerja dapat mempersulit bisnis untuk membebankan biaya yang lebih tinggi kepada konsumen.

Selain itu, pedagang juga menantikan hasil pertemuan Federal Reserve AS minggu depan. Apalagi terkait kenaikan imbal hasil obligasi.

"Mereka juga tertarik untuk informasi apapun tentang berakhirnya pelonggaran sementara Fed yang akan datang dari dari "rasio leverage tambahan" (SLR), yang tampaknya menjadi bagian dari alasan di balik penjualan obligasi," kata Direktur dan Kepala Strategi Valas Exchange Bank of Canada, Erik Bregar.

SLR mengarahkan bank-bank besar untuk menahan lebih banyak modal terhadap aset mereka. April lalu, The Fed melonggarkan aturan dengan mengecualikan investasi tertentu, termasuk obligasi pemerintah, dari penghitungan leverage utama dalam upaya meningkatkan likuiditas pasar ketika ekonomi mengalami krisis akibat penutupan virus corona. Sejauh ini belum ada kabar dari The Fed tentang kemungkinan perpanjangan.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement