"Ketiga, kami menjamin interlink antara fintech dengan perbankan, jadi kita lihat fintech ini punya competitive advantage, sementara perbankan dia punya manajemen risiko yang baik, cost of fund yang murah, ini mereka harus bekerja sama untuk bisa mendapatkan hasil yang optimal dan untuk menghindari risiko shadow banking," kata dia.
Keempat, menjamin keseimbangan antara inovasi dengan consumer protection, integritas dan stabilitas persaingan usaha yang sehat dan kelima, BI tetap menjamin kepentingan nasional dalam ekonomi-keuangan digital antar negara.
"Indonesia terlalu seksi untuk investor asing, bahwa sebetulnya investasi untuk fintech dan sistem pembayaran terus masuk," tuturnya.
Dari lima visi tersebut diwujudkan dalam lima inisiatif dengan 23 deliverable, baik yang diimplementasikan sendiri dari Bank Indonesia dan diimplementasikan secara kolaborasi dan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait serta industri.
"Nah kita berharap dengan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia ini harus digitalisasi yang berlangsung di Indonesia ini diharapkan mampu memberikan manfaat yang optimal bagi seluruh masyarakat secara merata dan sustainable," ucapnya.
(Fakhri Rezy)