JAKARTA - Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, menyoroti kinerja keuangan sejumlah perseroan negara di sektor konstruksi (BUMN Karya). Sorotan itu, usai manajemen mengumumkan laporan keuangan perusahaan tahun 2020.
Laporan keuangan perusahaan itu, kata dia, cukup mengejutkan. Meski begitu, kontraksi keuangan perusahaan sudah diprediksi oleh pengamat ekonomi sebelumnya.
Baca juga: 9 BUMN Keroyokan Kurangi Biaya Impor Energi
"Ini bisa dibilang mengejutkan, pun bisa dibilang tidak. Sudah agak lama para pengamat ekonomi memprediksi, BUMN kelompok infrastruktur tinggal tunggu waktu. Sulit atau sulit sekali," ujar Dahlan dalam keterangannya dikutip, Senin (5/4/2021).
Dia mencatat, ada beberapa sebab meruginya BUMN. Salah satunya bunga bank yang tinggi. Menurut Dahlan, dalam pengerjaan proyek manajemen membutuhkan modal yang besar. Sumber pendanaan itu hanya bisa diperoleh melalui pihak ketiga, salah satunya melalui perbankan.
Baca juga: Utang Tiga BUMN Bengkak, Pengamat Nilai Wajar demi Pembangunan
Dana bank menjadi nafas bisnis konstruksi. Namun, sekuat-kuatnya bank, dia tetap tunduk pada mekanisme perbankan. Artinya, ada batas dalam jumlah pemberian kredit pada satu group perusahaan.