Dalam kajiannya, hanya ada beberapa sektor perseroan pelat merah yang punya kontribusi besar terhadap ekonomi Indonesia. Misalnya, BUMN sektor energi seperti PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN.
"BUMN yang mana dulu? Kalau BUMN yang mengelola sektor strategis seperti Pertamina dan PLN memang harus dijaga kesehatan keuangannya. Tapi anak cucu BUMN yang tidak efisien, jumlahnya ratusan hanya jadi rebutan kursi direksi dan komisaris ya harus dipikir ulang untuk dipertahankan," tuturnya.
Karena itu, Bhima mendukung upaya efisiensi yang dilakukan Erick melalui skema kalsterisasi BUMN. Saat ini, proses menyusun klasterisasi berdasarkan value chain dan bisnis inti (core business) sudah berjalan. Totalnya ada 12 klaster dari sebelumnya 27 klaster. Masing-masing Wakil Menteri BUMN membawahi enam klaster.
"Justru saya mendukung langkah pak Erick untuk rombak anak cucu BUMN agar lebih profesional dan memberikan ruang kolaborasi dengan swasta. Jadi kalau BUMN yang masuknya ke perhotelan misalnya, sementara sektor itu harusnya diisi swasta maka kalau dipunahkan nggak ada masalah," kata dia.
(kmj)