JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku, khawatir terhadap posisi perseroan negara saat ini. Kekhawatiran itu perihal tuntutan digitalisasi dalam dunia bisnis saat ini.
Digitalisasi menuntut adanya perubahan paradigma dan penyesuaian para pelaku bisnis. Erick melihat, perubahan itu terjadi secara cepat dan harus diantisipasi.
Baca Juga: Erick Thohir Sebut BUMN Punah Sangat Membahayakan Ekonomi RI
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai, tidak semua BUMN memberikan keuntungan kepada negara. Menurutnya ada sejumlah perseroan negara yang justru merugikan negara.
Pernyataan itu didasari pada proses transformasi BUMN melalui skema restrukturisasi perusahaan yang menjadi program andalan Menteri BUMN, Erick Thohir. Dimana, dari 142 perseroan dipangkas menjadi 70 perseroan saja. Bahkan, Bhima menilai, ada miss management, sebab tercatat banyak perseroan yang cenderung merugi, tapi diselamatkan dengan Penyertaan Modal Negara (PMN).
Baca Juga: BUMN Karya Rugi Karena Penugasan Tak Sesuai
"Ya cukup banyak ya, kondisi rugi tapi disuntik PMN terus. Ada miss management tapi tetap dipertahankan," ujar dia saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Kamis (8/4/2021).
Bhima juga cenderung tidak sepakat dengan pernyataan Erick Thohir bahwa punahnya BUMN membahayakan laju pertumbuhan ekonomi nasional. Sebelumnya, Mantan Bos Inter Milan itu mengaku khawatir dengan kondisi BUMN bila tidak mampu menyesuaikan diri di era digital, maka kondisi itu bisa membuat BUMN punah. jika itu terjadi, maka ekonomi Indonesia dalam keadaan bahaya.