JAKARTA – Indeks dolar tergelincir ke terendah empat minggu terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB). Dolar terseret penurunan tajam imbal hasil obligasi pemerintah AS di sesi sebelumnya, saat investor semakin yakin Federal Reserve akan mempertahankan sikap kebijakan akomodatif untuk waktu yang lebih lama.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun turun ke level terendah satu bulan di 1,528% semalam, bergerak lebih jauh dari tertinggi lebih dari setahun 1,776% pada Maret, bahkan saat menghadapi penjualan ritel dan data pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan pada Kamis (15/4/2021) .
Baca Juga: Bunga Obligasi AS Turun, Indeks Dolar Merosot
Pada Jumat (16/4/2021), imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun memulihkan beberapa penurunannya menjadi diperdagangkan pada 1,5675%.
“Tentu saja ada sedikit perubahan,” kata Pedagang Senior Valas di Silicon Valley Bank Minh Trang, dilansir dari Antara, Sabtu (17/4/2021).
Trang mengutip beberapa aksi ambil untung setelah apresiasi tajam greenback pada Maret serta penurunan imbal hasil obligasi pemerintah baru-baru ini sebagai alasan utama melemahnya dolar.
Baca Juga: Dolar Melemah Menanti Data Inflasi AS
Selera investor yang meningkat terhadap aset-aset berisiko seperti ekuitas, juga telah melemahkan beberapa permintaan safe-haven yang biasanya dinikmati dolar, kata Trang.
Beberapa pelaku pasar memperkirakan pelemahan dolar akan terus berlanjut.
“Tebakan terbaik saya adalah obligasi pemerintah 10-tahun tidak akan banyak bergerak dari sini selama kuartal mendatang dan itu menjadi latar belakang dinamika baru-baru ini yang telah kita lihat, dengan pelemahan dolar terus berlanjut pada kuartal ini,” kata Colin Asher, ekonom senior di Mizuho.