JAKARTA – Indeks dolar AS merosot ke posisi terendah tiga minggu terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Dolar melemah ketika imbal hasil obligasi pemerintah AS bertahan di bawah level tertinggi baru-baru ini, mengurangi daya tarik relatif mata uang AS.
Dolar telah menguat tahun ini karena imbal hasil obligasi pemerintah naik di tengah ekspektasi pertumbuhan yang lebih cepat dan inflasi lebih tinggi. Namun, perdagangan itu telah berhenti bulan ini, karena imbal hasil stabil di bawah tertinggi satu tahun yang dicapai bulan lalu.
Baca juga: Dolar Melemah Menanti Data Inflasi AS
"Seluruh perdagangan pro dolar didasarkan pada kisah imbal hasil dan mengingat fakta bahwa kisah imbal hasil telah mundur dari tertinggi, dolar telah melakukan hal yang hampir sama," kata Direktur Pelaksana Strategi Valas di BK Asset Management Boris Schlossberg dilansir dari Antara, Kamis (15/4/2021).
"Sampai pasar obligasi mendapatkan keuntungan dari ketakutan inflasi lagi, saya pikir long position dolar masih diserang," katanya.
Baca juga:Dolar Perkasa Ditopang Data Inflasi
Imbal hasil obligasi naik tipis pada Rabu (14/4/2021) tetapi tetap lebih rendah pada minggu ini. Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang saingannya jatuh ke level 91,57, terendah sejak 18 Maret, dan terakhir di 91,68, turun 0,11%.
Euro menguat 0,21% menjadi USD1,1971. Greenback (dolar AS) melemah 0,13% menjadi 108,92 yen Jepang.
"Stabilitas relatif imbal hasil minggu ini telah mendorong aksi ambil untung yang menekan greenback," Ronald Simpson, direktur pelaksana Global Currency Analysis for Action Economics mengatakan dalam sebuah laporan.